Nov 23, 2006

The Winner is Democratics (??!!)

Saya bukan pengamat politik juga bukan orang yang mengambil bagian secara langsung dalam politik praktis, hanya saja saya tergelitik untuk mencoba menganalisa.Sudah hampir sebulan ide ini bergelayut di kepala saya, jadi mohon maaf jika analisa saya "kacangan".

Kita tahu kalau dalam beberapa waktu lalu hasil pemilihan di Kongres (House of Representatives dan Senate) menunjukan Partai Demokrat menang atas Partai Republik yang nota bene partainya Bush. Memang hal ini belum mutlak menjadi patokan pemilu Presiden AS yang akan dilaksanakan 2008, namun sedikit banyak mempengaruhi kebijakan AS. Contoh sederhananya, sesaat setelah pengumuman kemenangan Demokratics di rilis, Bush langsung mengatakan kalau kedepan beliau akan memfokuskan kepada pembangunan ekonomi, bukan Perang, ini terbukti dengan diberhentikannya Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, arsitek perang Irak.

Cukup beralasan memang, karena dalam dua periode kepemimpinan Bush (baca:Republics) beliau lebih menitik beratkan kepada "perang" ketimbang fokus pada ekonomi. Sepertinya hal ini berulang kembali ketika Bush Senior memimpin AS. Masih ingat debat terbuka antara Bill Clinton VS Bush senior ? "Economics stupid", itu kalimat Bill Clinton yang meluluhlantahkan Bush senior.

Baiklah, itu merupakan perdebatan mereka (AS). Tapi yang membuat jantung saya berdegub adalah jika Demokratic benar-benar menang pemilu presiden nanti, terus mereka benar-benar menarik pasukan dari Irak, bagaimana nasib rakyat Irak ?

Tepat 11 September 2006, Sekjen PBB Kofi Annan menyatakan bahwa Irak di ujung perang sipil. Konflik antara Sunni VS Syiah semakin meruncing, setiap hari diperkirakan puluhan orang tewas. Pada 24 September lalu, kelompok Sunni yang menamakan diri Jamaat Jund al-Sahaba melakukan bom bunuh diri yang menewaskan 38 warga Syiah. Tambahan pula, dalam laporan komisi perdamaian PBB tercatat lebih dari 3.600 rakyat sipil Irak tewas pada bulan Juli.Sungguh mengerikan, semua itu belum termasuk konflik bersenjata antara pasukan perdamaian vs rakyat Irak yang menolak campur tangan mereka.

Apa jadinya jika AS yang jumlah pasukannya terbanyak di Irak menarik semua personilnya ? Bisa jadi perang sipil akan semakin meluas. Di saat seperti ini alangkah lebih baik jika AS (Parta Demokratik ) nantinya tidak segera menarik pasukannya secara besar-besaran, dilain pihak negara-negara tetangga Irak seperti Arab Saudi, Turki , Yordania & Kuwait seharusnya membantu mengendalikan keadaan yang diakibatkan oleh konflik antas Mazhab ini.

Dan kita semua berharap agar Irak segera keluar dari kondisi yang mengenaskan ini.
Semoga.

No comments: